advertisement
Siapa yang tidak kenal dengan mie instan? Makanan ini mungkin menjadi favorit semua orang.
Selain murah dan mengenyangkan, cara membuatnya juga mudah. Karena itulah mie instan selalu jadi andalan saat tidak ada nasi dan sayuran. Hebatnya lagi, sebanyak 97,7 miliar mie instan telah dikonsumsi di 52 negara.
Tetapi, penelitian oleh Harvard University dan Baylon University menyebutkan terlalu sering mengonsumi mie instan bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan stroke.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition, para peneliti menganalisis kesehatan 11.000 warga Korea Selatan berusia antara 19-64 tahun. Hasilnya sungguh mencengangkan.
Perempuan Korea Selatan memiliki risiko tinggi mengalami sindrom metabolik disebabkan tingginya tingkat konsumsi mie instan. Sindrom ini sering dikaitkan dengan peningkatan guladarah dan tekanan darah yang bisa mengakibatkan stroke.
Menurut penelitian tersebut, bahan yang memberi kontribusi pada terjadinya sindrom metabolik ini dikenal dengan nama Tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ).
" TBHQ sering ditemukan pada mie instan karena merupakan produk sampingan yang digunakan untuk mengawetkan makanan olahan berharga murah," kata penelitian tersebut.
Mie Instan Lebih Berbahaya Bagi Perempuan
Perempuan yang mengonsumi mie instan dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki risiko lebih tinggi terhadap sindrom metabolik daripada yang makan sedikit atau tidak sama sekali.
" Konsumsi mie instan yang berlebihan tidak hanya bisa memicu obesitas, tapi juga penyakit metabolik seperti diabetes, tekanan darah tinggi, hipertensi, masalah jantung dan sebagainya," kata penelitian itu seperti yang diterbitkan di Washington Post.
Salah satu penulis penelitian dari Harvard School of Public Health, Hyun Shin, mengatakan meskipun mie instan rasanya enak, bisa meningkatkan risiko terkena sindrom metabolik.
" Itu karena mie instan mengandung sodium, lemak jenuh tidak sehat dan beban glikemik yang tinggi," kata Hyun Shin.
Beberapa penelitian lain juga mengungkapkan zat berbahaya pada mie instan berkontribusi terhadap ancaman kesehatan.
Di Korea Selatan, otoritas kesehatan menemukan zat penyebab kanker yang dikenal dengan Benzopyrene hadir dalam enam merek mie instan produksi 2012.
Juga di India, kontaminasi timah ditemukan pada mie instan. Mie instan tersebut mengandung timah 7 kali lebih banyak dari batas yang diizinkan.
Mau Mie Instan Sehat? Ini Rahasia Memasaknya
Mie instan. Inilah menu yang sangat karib dengan masyarakat di Indonesia. Makanan ini disajikan dalam berbagai rupa. Mulai camilan hingga menjadi menu utama.
Ya, mie instan memang jadi menu populer. Lihatlah laporan World Instan Noodles Association pada Mei silam. Dalam setahun, penduduk Bumi menghabiskan 102,7 miliar bungkus mie instan.
Dan Indonesia menjadi negara ke dua paling banyak mengonsumsi mie instan dalam setahun, yaitu 13,4 miliar bungkus. Indonesia berada di bawah China yang menghabiskan 44,4 miliar bungkus pertahun. Di bawah Indonesia ada Jepang, India, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Tapi banyak ulasan menyebut jika terlalu banyak mengonsumsi mie instan buruk untuk kesehatan. Mie instan dituding sebagai pemicu kanker, tekanan darah tinggi, meningkatkan kadar kolesterol, dan sebagainya. Mengerikan bukan?
Jangan khawatir dulu. Presiden Masyarakat Gizi Malaysia, Dr Tee E Siong, punya tips khusus bagaimana mengonsumsi mie instan dengan sehat.
“ Banyak orang berpikir makan mie instan adalah beracun dan bahaya, tapi ini tidaklah benar. Beberapa orang berlebihan dan menyalahgunakan ini. Ini bukan berarti makan mie instan lima kali sehari,” ujar Siong, sebagaimana dikutip Dream dari The Straits Times, Sabtu 5 Desember 2015.
Menurut dia, makan mie instan sama dengan mengonsumsi roti. Mie instan kaya akan karbohidrat, lemak, sedikit protein, serat, mineral, dan vitamin, sehingga harus dikonsumsi dengan menu lainnya.
Lantas bagaimana membuat mie instan yang sehat? Menurut Siong, " Jangan menambahkan semua bumbunya" . Ya, jangan menuang semua bumbu ke dalam mie instan. Secukupnya saja!
Selain itu, juga tambahkan bahan lain ke dalam menu mie instan. Sehingga dalam sekejap, mie instan Anda menjadi menu sehat. “ Untuk membuatnya bergizi seimbang, tambahkan sayuran segar, telur, daging cincang atau sarden.”
Nah, dengan demikian setidaknya mie instan yang kita konsumsi akan punya gizi lebih jika dibandingkan kita hanya merebus dan langsung memakannya tanpa menambah bahan lain.
“ Kita perlu asupan gizi sepanjang hari. Berapa banyak Anda makan, bagaimana Anda makan, dan bagaimana makanan itu dimasak menjadi hal penting,” tambah Siong.
Lantas, bagaimana dengan kandungan monosodium glutamat (MSG) dalam mie instan? Tidkakah bahan ini berbahaya sebagaimana adikhawatirkan banyak orang?
Siong tak yakin MSG akan memperburuk kesehatan manusia. “ Jika Anda melihat badan pengawas makanan di dunia, tak ada yang melarang MSG,” kata dia.
" Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa MSG jelek untuk kesehatan. Orang Jepang menggunakan ini selama berabad-abad dan mereka sehat-sehat saja,” tambah Siong.
Dia bahkan menganjurkan masyarakat untuk menggunakan MSG dengan bijak. MSG sebenarnya tidak memiliki rasa. “ Itu hanya penambah rasa yang memiliki natrium kurang dari garam ,” ujar dia.
Sumber: dream.co.id
Sumber: dream.co.id
advertisement