HEADLINES

Wow!! Uniknya Ujian Nasional Di Berbagai Negara, Mulai Bertelanjang Massal Hingga Berbasis Komputer

advertisement
Tindak pidana korupsi beberapa waktu belakangan ini cenderung meningkat. Bahaya korupsi dan kecurangan yang mewabah di dunia kerja, instansi pemerintah, dan lainnya disinyalir berawal dari kebiasaan berbuat curang pada masa sekolah. Para koruptor misalnya, dahulu diduga sering melakukan perbuatan mencontek guna mendulang nilai maksimal tanpa usaha.

Bahaya laten seperti itu kini coba disiasati dengan pencegahan dini oleh kementerian pendidikan. Bahkan beberapa negara di dunia mempunyai strategi khusus untuk mengurangi kecurangan siswa dalam pelaksanaan ujian nasional.

Berikut strategi yang dilakukan beberapa negara untuk mengurangi kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional.

1. UNBK di Indonesia


Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).


Penyelenggaraan UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload).

UNBK di  Indonesia termasuk yang pertama di dunia. Australia baru akan memakai ujian CBT pada 2019. Sedangkan pelajar di Cambridge, Inggris, baru akan memakai sistem ini pada 2020.
Salah satu alasan penggunaan CBT adalah karena kebanyakan siswa saat ini lahir pada masa yang dekat dengan komputer. Dengan tingkat keamanan berlapis, mulai dari pengunduhan soal secara offline, pengacakan lebih dari 1 juta soal, login siswa dengan username berbeda, diharapkan UNBK dapat meningkatkan integritas dan kejujuran siswa.



2. Calon tentara India wajib bugil saat tes tertulis


Sebuah cara unik menghindari perbuatan curang mencontek diterapkan militer India dalam melakukan ujian penyaringan masuk Angkatan Darat. Calon taruna (catar) yang mengikuti tes tertulis menghampar di lapangan luas dan bukan di dalam kelas tanpa sehelai benang pun, kecuali celana dalam.

Bertempat di Bihar Muzaffarpur, ratusan catar mengerjakan dengan serius soal-soal mereka. Reaksi luar biasa justru datang bukan dari para catar, melainkan netizen, termasuk menteri pertahanan India sendiri yang menanyakan langsung kepada Panglima Militer Jendral Dalbir Singh Suhaag.


Seorang calon tentara, Harishambhu Kumar (21), mengaku tidak terkejut setelah tahu harus bugil saat ujian.

"Saat datang dan hendak menjalankan tes, pengawas mengatakan untuk melepas seluruh pakaian kecuali celana dalam, jujur saya merasa malu, namun mereka mengatakan hal ini sebagai upaya meredam aksi mencontek selama ujian," ujar Kumar, seperti dikutip dari laman NDTV, Selasa (1/3).

Menurut keterangan resmi militer India, hal ini dapat meredam kemungkinan para catar menyembunyikan contekannya yang disimpan di dalam baju mereka.

"Hal ini dilakukan lantaran tahun lalu ada dua catar yang kedapatan menyembunyikan ponsel mereka dan kertas contekan di balik rompi mereka," terang Kolonel Godhara, tentara daerah setempat.


3. Awasi peserta ujian, guru di Belgia pakai drone


Jangan macam-macam dengan guru di Belgia. Kamera pengawas di seluruh sudut ruang kelas ternyata tidak cukup. Para pengajar ini memakai drone jenis DJI Phantom, dilengkapi sebuab kamera go pro, untuk mengawasi jalannya ujian.

Sistem pengawasan ini digunakan oleh Universitas Thomas Moore di Kota Antwerp. Drone seharga USD 15 ribu ini bisa terbang 15 menit nonstop.

Sistem yang sama langsung ditiru oleh Kementerian Pendidikan China. Ujian masuk perguruan tinggi negeri di Negeri Tirai Bambu tahun lalu sudah melibatkan drone. Hasilnya, 23 siswa yang mencoba menyontek dalam ujian tertangkap basah.

4. Pelajar Thailand diwajibkan pakai alat anti nyontek


Universitas Kasetsart, Thailand, membuat alat sederhana anti nyontek dan menyuruh mahasiswa mereka memakainya. Ini demi mendukung kejujuran dalam ujian.

Kantor berita AFP melaporkan, Jumat (16/8), alat ini terbuat dari dua kertas berukuran A4 disambungkan dengan pengikat kepala. Sekitar 100 mahasiswa ikut ujian memakainya.

Ide ini datang dari seorang profesor bernama Nattadon Rungruangkitrai tersohor di Negeri Gajah Putih itu. Dia prihatin dengan tingginya kasus mencontek di kalangan kampus.

Saat foto mahasiswa mengenakan alat anti contek itu beredar di jejaring sosial mereka jadi bahan tertawaan oleh banyak media. Ini sebabnya kebijakan itu berhenti sementara.

Rungruangkitrai merasa perlu menjelaskan idenya itu hanya untuk meningkatkan konsentrasi. Ide itu muncul setelah berdiskusi dengan sejumlah mahasiswa demi mendapat upaya mencegah mereka nyontek.


5. Kamboja kerahkan 1.570 polisi awasi ujian SMA


Banyak cara menangkal praktik kecurangan dalam hal ujian, namun kali ini hal yang dilakukan Kamboja sudah terbilang 'gila'. Mewaspadai praktik tersebut, 1,570 anggota polisi dikerahkan ke tiap penjuru tiap sekolah-sekolah lokasi ujian kelas 12.

Seperti diberitakan laman Strait Times, Senin (22/8), langkah pemerintah kali ini guna menangkal bahaya laten suap dan korupsi dalam sistem edukasi yang diawali dengan mencontek. Ujian sendiri digelar di ibu kota Phnom Penh dan para pelajar digeledah sebelum masuk ruang kelas, demi memastikan tidak membawa alat contekan atau ponsel.

"Kami melakukan semua ini untuk menjamin transparansi dan kualitas dari sistem edukasi," kata Ros Salin, seorang juru bicara Menteri Pendidikan kepada Reuters.

Dalam beberapa tahun yang lalu, pelajar membawa ponsel mereka dan kertas contekan saat ujian. Guru-guru juga diketahui mendapat suap agar mengabaikan aksi mencontek para pelajar saat ujian.


6. Ujian pelajar China diawasi teropong di ruang terbuka



Akademi Shaanxi Sanhe di Kota Baoji, provinsi Shaanxi, barat daya China, menggelar ujian para siswanya di luar ruangan. Sekolah memindahkan semua meja dan bangku ke halaman.

Ribuan siswa, dari pelbagai tingkatan tumpah ruah mengerjakan soal. Alasan ujian kolosal ini digelar, agar para siswanya tidak menyontek saat ujian. Diharapkan secara psikologis mereka diawasi secara terbuka.

Seperti dilaporkan surat kabar Beijing Youth Daily, Senin (17/11), sebanyak 3.800 siswa duduk mengerjakan ujian tiga mata pelajaran pada hari Kamis (13/11) di lapangan olah raga. Minimal 80 staf pengajar memantau mereka dengan menggunakan kamera tingkat ketajaman tinggi, dari atas tangga, bahkan menggunakan teleskop dan CCTV dari berbagai penjuru.


Bahkan sebelum ujian pun setiap murid diperiksa dengan alat Security Check


Cara lain digunakan Sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Henan. Sekolah ini menggelar ujian serempak untuk 800 orang murid kelas 8 di hutan seluas 3.000 meter persegi di Kota Xinxiang
.

"Hutan terbuka dengan area pepohonan menjadi tempat ideal untuk anak-anak menjadi fokus lantaran atmosfernya yang dingin dan sejuk," terang Kepala Sekolah Jia Gongjie, seperti diberitakan Shanghaiist, Minggu (5/7/2015).

advertisement
 
Copyright © 2017 VEJWAN. All right reserved.